Tiga Sekolah di Jember Kritik MBG, Dapur Sehat Bantah Rasa Kecut dari Cuka

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kebijakan Makan Bergizi Gratis di Jember Diduga Menyajikan Makanan yang Tidak Layak Konsumsi

Beberapa siswa di tiga sekolah di Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengeluhkan kualitas makanan yang disajikan dalam program Sajian Makan Bergizi Gratis (MBG). Kejadian ini terjadi pada Jumat (26/9/2025), dan menimbulkan kekhawatiran dari para guru dan orang tua siswa.

Tiga sekolah tersebut adalah SD Negeri Bintoro 05, SMP Negeri 15, dan TK Dharma Wanita Bintoro 02. Semuanya berada di area yang sama, sehingga pengiriman makanan dilakukan secara bersamaan. Guru dari SDN Bintoro 05, Nur Fadli, menyampaikan bahwa sebanyak 181 porsi makanan didistribusikan ke ketiga lembaga pendidikan tersebut, dan semua makanan disajikan dalam satu paket MBG yang sama.

Namun, ratusan siswa enggan memakan makanan tersebut. Para guru kemudian melarang siswa untuk menyantapnya, dan beberapa dari mereka bahkan menarik makanan dari food tray. Fadli menjelaskan bahwa sayuran yang ada dalam makanan tersebut diduga sudah basi, dan baunya cukup menyengat. Ia juga menyebutkan bahwa kondisi makanan yang tidak layak konsumsi ini sering terjadi di sekolah tempatnya mengajar selama puluhan tahun.

Ia menilai hal ini sangat disayangkan karena MBG merupakan program nasional dengan anggaran yang besar. "Mentang-mentang di pelosok, ini makanan basi tidak layak bukan cerdas lagi kalau dimakam, mabuk kalau dimakam anak-anak kami di sekolah ini," ujarnya dengan nada kesal.

Fadli meminta pengelola MBG bertanggung jawab atas kejadian ini. Ia khawatir jika tidak segera diperbaiki, bisa saja terjadi keracunan pada anak-anak. "Tolong kepada ahli gizi ataupun yang mengadakan MBG untuk Patrang, jangan buat main-mainlah kita ngomongin masalah makanan untuk anak-anak," tegasnya.

Penjelasan dari Pengelola Program MBG

Terpisah, Achmad Sudiyono, Penanggungjawab Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bintoro, memberikan klarifikasi. Ia menyatakan bahwa makanan berupa salad sayur tidak basi, tetapi efek asam dari cuka yang digunakan membuatnya terasa kecut.

"Ada persepsi, di mana kecutnya itu bukan karena basi, tapi memang salah satu rasa dari mayonais dan cuka seperti itu," katanya. Menurutnya, pihaknya sengaja menyajikan menu makanan kekinian namun tetap memenuhi gizi.

Menu yang disajikan antara lain spaghetti, salad sayur, dan ayam yang telah dihaluskan. Adanya bahan tambahan berupa cuka membuat rasa makanan menjadi kecut, yang kemudian dianggap sebagai tanda makanan basi oleh sebagian siswa dan guru.

Sudiyono menegaskan bahwa menu makanan tersebut dibuat oleh ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan dan keseimbangan gizi. "Itu yang dibuat ahli gizi untuk memenuhi kebutuhan dan keseimbangan gizi seperti karbohidrat, serat, dan protein hewani serta nabati," paparnya.

Tanggapan dari Dinas Pendidikan

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jember, Hadi Mulyono, mengatakan bahwa pihaknya masih menugaskan Kabid SD untuk mengkonfirmasi kebenarannya ke sekolah tersebut. Ia belum menentukan langkah apa yang akan diambil bila dugaan MBG basi itu benar terjadi.

"Kita tunggu dulu hasil konfirmasi di lapangan," ujarnya. Hadi menegaskan bahwa pihaknya akan segera mengambil tindakan jika ditemukan adanya pelanggaran terhadap standar kualitas makanan yang diberikan kepada siswa.

Kritik Terhadap Kualitas Program MBG

Meski demikian, banyak pihak tetap merasa khawatir dengan kualitas program MBG. Sejumlah guru dan orang tua siswa menilai bahwa makanan yang disajikan tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak, terlebih jika sudah terdapat indikasi makanan yang basi.

Program MBG seharusnya menjadi bentuk perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan anak-anak, khususnya di daerah-daerah terpencil. Namun, jika kualitas makanan tidak terjaga, maka program ini justru bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan siswa.

Para pihak terkait diharapkan dapat segera menyelesaikan masalah ini dengan transparan dan profesional. Dengan begitu, program MBG bisa berjalan sesuai harapan, yaitu memberikan nutrisi yang baik bagi perkembangan anak-anak.