Bupati Marah, Penghuni Pustu Bukan Pegawai, Tidak Temukan Tenaga Kesehatan Saat Sidak

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Bupati Marah, Penghuni Pustu Bukan Pegawai, Tidak Temukan Tenaga Kesehatan Saat Sidak

Kepala Daerah Marah Akibat Pegawai Pustu Tidak Hadir Saat Jam Kerja

Bupati Deli Serdang, dr Asri Ludin Tambunan, memperlihatkan kekecewaannya terhadap tindakan pegawai Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Bakaran Batu yang tidak hadir saat jam kerja. Kejadian ini diketahui melalui inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan bersama Wakil Bupati, Lom Lom Suwondo, pada Rabu (24/9/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

Dalam sidak tersebut, Bupati yang akrab disapa Dokter Aci menemukan bahwa banyak pegawai tidak ada di tempat kerja. Hal ini membuatnya sangat kesal karena merasa pelayanan di RSUD sudah sangat mengecewakan dan perlu segera diperbaiki.

"Padahal ini model pakai absensi digital. Harusnya keluarnya jam setengah 14.30 check out (baru boleh pulang)," ujar Dokter Aci seperti yang terlihat dalam video yang diunggah di akun media sosialnya. Video sidak ini juga dipublikasikan di Tiktok dan Facebook.

Dari tayangan video berdurasi 2 menit 42 detik itu, Dokter Aci memberikan arahan dan bimbingan kepada para pegawai. Sebelum memberikan arahan, ia sempat berkeliling di sekitar Pustu. Ia menanyakan jam kerja dan menemukan bahwa beberapa pegawai telah pulang lebih awal.

"Aku tanya jam berapa jam kantor rupanya. Nggak ada kan (setelah keliling-keliling). Panggil dulu kadis dan kapusnya," ucap Aci. Ia juga menemukan seorang wanita tinggal di area lingkup Pustu. Setelah bertanya apakah wanita tersebut adalah pegawai, Aci semakin kesal karena bangunan dijadikan seperti rumah.

"Nggak bisalah kayak gini, inilah yang menyalah semua ini," ucap Aci. Ia langsung masuk ke dalam bangunan yang dianggap sebagai rumah dinas tersebut. Di sana, ia mengamati setiap ruangan dengan teliti. Tak lama kemudian Kapustu Desa Bakaran Batu, Murina, tiba di lokasi dengan panik.

"Hari ini harus keluar orang dari rumah itu kalau nggak kau yang aku keluarkan," ucap Aci dengan nada tinggi. Ia menegaskan agar fasilitas pemerintah tidak digunakan untuk rumah tinggal pegawai, terutama yang bukan bertugas di Pustu.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan Pustu harus bisa mengurangi beban Puskesmas Induk. "Jika di Puskesmas Induk ada pemeriksaan di sini pun harus ada," ujarnya. Menurut Aci, jika tidak ada perubahan, semua akan diberhentikan.

Selain itu, Aci juga menyebutkan bahwa jumlah kunjungan ke Pustu hanya mencapai 6 orang sehari, sedangkan di Puskesmas Induk bisa mencapai 100 orang. Ia menilai hal ini tidak seimbang dan perlu segera diperbaiki.

Penjelasan dari Kepala Puskesmas

Kepala Puskesmas Lubuk Pakam, dr Puja Armadi, memberikan penjelasan terkait kejadian tersebut. Menurutnya, dua anggota Pustu Desa Bakaran Batu sedang mengikuti acara monitoring dan evaluasi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) saat sidak dilakukan. Mereka masih menggunakan pakaian dinas dan belum pulang.

"Puskesmas memiliki tugas sebagai pembina. Tentu pegawai yang paling dekat itu orang Pustu (yang disuruh hadir ke lokasi). Makanya mereka masih pakai pakaian dinas itu, belum pulang," jelas dr Puja.

Menurut dr Puja, selama ini hanya ada dua pegawai yang bertugas di Pustu Bakaran Batu. Acara monitoring dimulai sekitar pukul 12.00 dan selesai sebelum jam 13.00. Setelah acara selesai, pegawai Pustu makan di tempat lain karena acara di desa tidak menyediakan makanan.

"Saya pikir mereka tidak salah karena acara di desa sekitar jam 12 lewat karena di sana ada Ibu Wakil. Pustu itu pegawai cuma 2 standartnya memang," tambah dr Puja.

Kepala Desa Bakaran Batu, M Irwan Tanjung, juga hadir di Pustu karena posisi Pustu berada persis di belakang kantornya. Ia berpendapat bahwa pelayanan di Pustu sudah cukup baik. Selain itu, Pustu berjarak beberapa meter dari rumahnya.