
Mitos Keliru tentang Pantang Makanan pada Pasien Kanker
Di tengah perjuangan melawan kanker, banyak masyarakat masih terjebak dalam mitos keliru yang menyebutkan bahwa pasien harus menghindari berbagai jenis makanan. Misalnya, ada anggapan bahwa pasien kanker tidak boleh mengonsumsi gula atau daging merah. Namun, hal ini justru bisa membahayakan kesehatan pasien karena dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang sangat penting untuk mendukung proses pengobatan.
Menurut dr. Eka Widya Khorinal, Sp. PD, K-HOM, FINASIM, mitos-mitos ini sebaiknya dihindari karena bisa berisiko membuat pasien mengalami malnutrisi. Ia menjelaskan bahwa semua orang membutuhkan makanan, terlebih bagi mereka yang sedang sakit. Jika pasien terlalu ketat dalam membatasi makanan, akibatnya bisa menjadi lemas dan pengobatan tidak berjalan lancar.
“Semua orang butuh makanan, apalagi orang sakit. Jadi kalau pantang makanan nanti dia tidak makan apa-apa, malah lemas. Pengobatan pun tidak bisa berjalan lancar karena terjadi malnutrisi,” ujar dr. Eka saat berbicara dalam acara The Role of Internist in Cancer Management (ROICAM) 12 di Jakarta.
Pasien kanker yang mengalami malnutrisi bisa mengalami penundaan pengobatan, sehingga siklus penyembuhan menjadi lebih panjang. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk tetap memperoleh asupan nutrisi yang cukup dan seimbang selama masa pengobatan.
Mengenai mitos tentang pantang konsumsi gula, dr. Eka menegaskan bahwa gula tetap penting untuk tubuh. Bahkan, sel-sel yang sehat juga membutuhkan gula sebagai sumber energi. Yang terpenting adalah keseimbangan antara karbohidrat, protein, dan serat dalam pola makan.
“Gula tetap penting karena sel-sel yang normal pun juga perlu makan. Jadi bukan berarti kita hindari, hanya saja komponen makanan harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan seratnya,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa menurut jurnal-jurnal yang dikeluarkan oleh ESPEN (European Society for Clinical Nutrition and Metabolism), tidak ada pola makan khusus untuk pasien kanker. Yang lebih penting adalah memilih makanan segar dan alami, bukan makanan yang telah melalui proses industri berat.
“Hanya saja disebutkan akan lebih bagus kalau yang dimakan itu real food, bukan makanan yang sudah mengalami proses, apalagi kalau sampai ultra-proses yang diberi pengawet, penguat rasa, atau pengemulsi, perlu dihindari,” tambahnya.
Selain itu, dr. Eka menyarankan agar pasien kanker menghindari makanan yang dibakar hingga gosong atau dipanaskan berkali-kali. Hal ini karena makanan yang demikian bisa mengandung senyawa berbahaya yang berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Menurut dr. Eka, pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan tidak perlu takut mengonsumsi makanan. Yang terpenting adalah pastikan makanan tersebut mengandung nutrisi yang cukup dan seimbang. Nutrisi yang baik berperan penting dalam menjaga kekuatan fisik, mendukung efektivitas terapi, serta mempercepat proses pemulihan. Dengan memperhatikan asupan makanan secara benar, pasien kanker bisa lebih siap menghadapi pengobatan dan meningkatkan peluang kesembuhan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!