
Penanganan dan Pencegahan Keloid yang Efektif
Keloid sering kali menjadi masalah yang mengganggu penampilan, terutama jika muncul di area wajah atau bagian tubuh yang mudah dilihat. Meski tampak menyeramkan, keloid sebenarnya bisa diatasi dengan berbagai metode pengobatan maupun pembedahan.
Dokter Spesialis Bedah Plastik Eka Hospital Depok, Narottama Tunjung Hariwangsa, menjelaskan bahwa tidak semua kasus keloid memerlukan operasi. Pembedahan biasanya dilakukan ketika metode lain seperti pengobatan medis tidak berhasil. Menurutnya, penggunaan obat-obatan dalam bentuk salep atau injeksi bisa menjadi solusi awal untuk mengurangi gejala keloid.
Selain itu, terdapat beberapa teknik lain yang bisa digunakan, seperti penggunaan laser atau krioterapi. Krioterapi menggunakan energi dingin untuk menghentikan pertumbuhan jaringan keloid. Teknik lain seperti penggunaan pakaian ketat juga bisa membantu dengan memberikan tekanan pada bekas luka, sementara radioterapi dosis rendah bisa digunakan untuk mencegah pertumbuhan lebih lanjut.
Jika gejala keloid tidak kunjung membaik meskipun telah mencoba pengobatan non-operatif, maka operasi bisa dipertimbangkan. Namun, hal ini biasanya dilakukan untuk keloid yang cukup besar atau menyebabkan gangguan aktivitas harian.
Cara Mencegah Terbentuknya Keloid
Mencegah keloid adalah langkah penting untuk menghindari keadaan yang lebih buruk. Salah satu cara adalah dengan menghindari luka sejak awal. Penggunaan alat pelindung saat melakukan aktivitas berisiko bisa membantu mencegah cedera yang berujung pada keloid.
Perawatan luka dan bekas luka secara rutin juga sangat penting. Penggunaan salep sesuai rekomendasi dokter dapat mempercepat proses penyembuhan dan mencegah komplikasi. Selain itu, menjaga kebersihan area luka serta menggunakan perban silikon gel atau penutup bekas luka setelah cedera bisa membantu mengurangi risiko keloid.
Pasien disarankan untuk tidak memegang atau menggaruk luka dengan tangan yang tidak bersih. Selain itu, menjaga pola hidup sehat seperti olahraga teratur, mengonsumsi nutrisi yang seimbang, serta menghindari rokok dan alkohol juga berkontribusi dalam mencegah munculnya keloid.
Apa Itu Keloid?
Keloid adalah jenis bekas luka yang menonjol dan bisa lebih besar dari ukuran luka aslinya. Awalnya, keloid mungkin hanya berukuran kecil, tetapi seiring waktu bisa semakin membesar. Proses ini bisa memakan waktu bulanan hingga tahunan. Meski tampak "bertumbuh", keloid umumnya tidak bersifat ganas.
Menurut Tunjung, keloid jarang hilang dengan sendirinya. Jika lokasi keloid mengganggu aktivitas sehari-hari, dokter biasanya akan merekomendasikan pengobatan atau pembedahan.
Tanda-Tanda Keloid
Untuk mengenali keloid, Anda bisa melihat ciri-ciri berikut:
Benjolan yang tumbuh di area bekas luka.
Bentuknya bulat, oval, atau lonjong dan menonjol dibandingkan kulit sekitarnya.
Warna bekas luka bisa pink, kemerahan, ungu, atau coklat.
Permukaannya licin, mengkilap, berkerut, atau memiliki tekstur keras atau lembut.
Ukuran bervariasi dan bisa terasa gatal.
Beberapa orang merasakan sakit atau sensasi terbakar saat keloid bertumbuh. Iritasi di sekitar batas keloid juga bisa terjadi akibat gesekan dengan pakaian.
Penyebab Terbentuknya Keloid
Keloid terbentuk ketika tubuh memproduksi kolagen berlebihan saat sedang memulihkan luka. Kolagen biasanya membantu menutup permukaan kulit yang terbuka, tetapi jika jumlahnya terlalu banyak, maka akan terbentuk keloid. Hingga kini, penyebab pasti keloid belum sepenuhnya diketahui, tetapi riwayat keluarga bisa menjadi faktor risiko.
Keloid juga bisa muncul dari berbagai jenis luka, seperti jerawat, luka bakar, gigitan serangga, cacar air, bekas tindikan, luka operasi, vaksin, atau goresan ringan. Area yang rentan terkena keloid antara lain perut, punggung, dada, telinga, rahang, dan bahu.
Bagi yang mengalami masalah keloid, konsultasi dengan dokter spesialis bedah plastik sangat dianjurkan. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang sesuai, kondisi ini bisa dikelola dengan baik.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!