Ternyata, Perasaanmu Pengaruhi Kulitmu! 5 Dampak Emosi pada Kesehatan Kulit

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Hubungan Kesehatan Kulit dengan Kondisi Emosional

Kulit merupakan organ terbesar tubuh yang tidak hanya melindungi tubuh dari lingkungan luar, tetapi juga menjadi cerminan kondisi emosional dan kesehatan secara keseluruhan. Banyak orang pernah merasakan kulit tiba-tiba kusam atau berjerawat ketika sedang mengalami stres. Hal ini bukanlah kebetulan, karena kesehatan kulit sangat dipengaruhi oleh suasana hati dan emosi sehari-hari.

Saat pikiran tenang dan bahagia, tubuh melepaskan hormon positif seperti endorfin dan serotonin yang membantu menjaga kesehatan kulit. Hormon-hormon ini membuat kulit tampak lebih cerah, halus, dan sehat. Namun, ketika seseorang mengalami stres, cemas, atau marah, produksi hormon kortisol meningkat. Kortisol dapat memicu masalah kulit seperti jerawat, iritasi, hingga penuaan dini.

Kulit memiliki sekitar 5 juta sel sensorik yang berperan penting dalam kesejahteraan fisik maupun emosional. Inilah alasan mengapa sentuhan kulit, seperti antara ibu dan bayi, memiliki peran penting dalam ikatan emosional. Bidang ilmu psikodermatologi pun lahir untuk meneliti hubungan erat antara kesehatan mental dan kesehatan kulit.

Dampak Stres pada Kesehatan Kulit

Stres dapat memperburuk kondisi kulit seperti eksim, rosacea, psoriasis, dan jerawat. Saat tubuh tegang, hormon kortisol meningkat dan memicu reaksi "fight or flight". Kortisol ini dapat menurunkan daya tahan tubuh, meningkatkan produksi minyak berlebih pada kulit, serta memperparah peradangan. Itulah sebabnya stres sering dikaitkan dengan jerawat yang lebih parah, gatal, hingga kambuhnya eksim.

Selain itu, stres juga bisa memicu rosacea, yang ditandai dengan wajah memerah dan timbul lesi inflamasi. Menurut National Rosacea Society, hormon dan peptida yang dilepaskan sistem saraf saat stres dapat melebarkan pembuluh darah, menyebabkan kemerahan dan sensasi terbakar. Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan stres seperti teknik relaksasi bisa membantu mengurangi gejala.

Kecemasan dan Kebiasaan Mengutak-atik Kulit

Beberapa orang cenderung mengutak-atik kulit sebagai cara menghadapi kecemasan. Kebiasaan ini dikenal sebagai chronic skin-picking, yang termasuk perilaku repetitif berfokus pada tubuh dan berhubungan dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD). Kondisi ini dapat dipengaruhi faktor genetik, perubahan struktur otak, serta pemicu stres dan kecemasan.

Dermatologis Anna Chacon, MD, menjelaskan bahwa banyak pasien dengan kecemasan menunjukkan perilaku seperti menarik rambut atau memencet jerawat berlebihan. Sayangnya, penelitian menunjukkan kecemasan dapat memperparah kondisi ini dan meninggalkan bekas luka, bahkan membuka risiko infeksi. Selain kerusakan fisik, kebiasaan ini juga bisa menciptakan lingkaran rasa malu dan penurunan kepercayaan diri.

Depresi dan Perawatan Kulit yang Tidak Sehat

Depresi sering kali membuat seseorang sulit menjaga rutinitas sehat seperti pola makan sehat, tidur cukup, dan hidrasi yang baik. Kurang tidur, pola makan buruk, hingga napas dangkal dapat memengaruhi kondisi tubuh dan tercermin langsung pada kulit sebagai organ terbesar manusia.

Dermatologis Anna Chacon menambahkan bahwa penderita depresi sering kali abai terhadap perawatan diri, termasuk rutinitas skincare. Depresi bukan sekadar rasa sedih biasa, melainkan kondisi serius yang dapat menurunkan motivasi untuk melakukan langkah-langkah perawatan tubuh dan kulit.

Ekspresi Wajah dan Kerutan

Menunjukkan ekspresi marah dengan sering mengernyit ternyata bisa berdampak pada kulit. Kebiasaan mengernyit secara terus-menerus dapat menimbulkan garis halus yang akhirnya menjadi kerutan permanen di dahi. Seiring waktu, kontraksi otot kecil saat mengernyit atau menyipitkan mata juga menyebabkan garis di sekitar alis dan sudut mata semakin jelas.

Semakin sering otot wajah digunakan untuk ekspresi tertentu, semakin cepat garis-garis tersebut membekas menjadi kerutan. Inilah sebabnya ekspresi negatif seperti cemberut bisa mempercepat tanda-tanda penuaan di wajah.

Kesehatan Mental dan Kesehatan Kulit

Riset menunjukkan bahwa stres menjadi salah satu pemicu utama gangguan pada kulit. Maka, masuk akal jika kondisi mental yang tenang dan positif justru dapat melindungi kulit dari dampak buruk stres. Menurut Joshua Zeichner, MD, hal ini mungkin berkaitan dengan meningkatnya hormon seperti dopamin dan serotonin yang membuat suasana hati lebih stabil dan bahagia.

Meski bukti spesifik masih terbatas, jelas bahwa suasana hati positif membantu kulit tetap sehat dengan cara mengurangi efek negatif stres. Menjaga kesehatan kulit tidak hanya soal produk perawatan, tetapi juga bagaimana kita mengelola suasana hati. Dengan pikiran yang tenang dan mood yang positif, kulit pun bisa tampak lebih sehat dan bercahaya dari dalam.