
Berdirinya Min Yoongi Treatment Center di Seoul
Pada Selasa, 30 September 2025, sebuah pusat khusus bagi anak dan remaja dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) resmi beroperasi di Seoul. Nama dari fasilitas ini adalah Min Yoongi Treatment Center. Fasilitas ini didirikan sebagai bentuk kontribusi Suga BTS, yang dikenal sebagai anggota boy band legendaris BTS. Donasi pribadi sebesar 5 miliar won atau sekitar Rp 59 miliar diberikan oleh Suga untuk mewujudkan proyek ini bersama Severance Hospital.
Mengapa Dinamai Min Yoongi Bukan Suga?
Berbeda dengan proyek amal lainnya yang sering menggunakan nama panggung, pusat ini dinamai dengan nama asli Suga, yaitu Min Yoongi. Menurut Severance Hospital, penggunaan nama asli ini menunjukkan bahwa Suga terlibat secara personal dalam pembangunan pusat ini, bukan hanya sebagai bagian dari grup BTS. Keputusan ini mendapat sambutan hangat dari para penggemar, yang menganggap bahwa penggunaan nama asli menunjukkan bahwa proyek ini lahir dari hati Suga sebagai individu, bukan hanya sebagai seorang artis global.
Dari Perencanaan Hingga Grand Opening
Ide pendirian pusat ini mulai dirintis pada akhir 2024 ketika Suga berdiskusi dengan Prof. Chun Geun-ah, psikiater anak di Severance Hospital. Mereka sepakat merancang pusat terapi yang tidak hanya berbasis medis, tetapi juga menyertakan musik sebagai media penyembuhan. Peletakan batu pertama dilakukan pada 23 Juni 2025 di Jejung Hall, Seodaemun-gu, Seoul. Setelah tiga bulan pembangunan intensif, fasilitas ini resmi dibuka pada 30 September 2025, bertepatan dengan hari di mana fans menandai kembalinya proyek amal terbesar dalam karier Suga.
Suga menyampaikan pernyataannya melalui video yang beredar menyambut pembukaan Min Yoongi Center. Ia mengatakan, “Saya sangat senang telah tersedia ruang khusus untuk terapi sosial melalui musik.” Ia berharap pusat ini menjadi titik awal dari langkah besar, dengan rencana untuk menjadikannya fasilitas yang lebih luas dan unggul.
Keterlibatan Pribadi Suga
Selain donasi besar, Suga turut serta dalam berbagai proses pembangunan pusat ini. Ia membaca literatur ASD, mengajukan pertanyaan mendalam, hingga hadir dalam beberapa sesi terapi. Dr. Chun mengungkapkan, “Dia tidak pernah terlambat, dan terkadang dia bahkan datang lebih awal dari saya untuk berlatih gitar. Dia bekerja keras untuk terhubung dengan anak-anak selevel mereka.”
Antara Maret hingga Juni 2025, Suga rutin datang di akhir pekan untuk bermain musik bersama pasien ASD. Gitar dan ritme sederhana menjadi jembatan komunikasi yang membuka ekspresi anak-anak, sesuatu yang menurut tenaga medis sebelumnya sulit dicapai.
Donasi Terbesar dari Seorang Artis
Donasi sebesar 5 miliar won (sekitar Rp 59 miliar) yang diberikan Suga tercatat sebagai donasi terbesar dari seorang artis ke Severance Hospital untuk fasilitas anak. Dana tersebut digunakan untuk membangun gedung, melengkapi alat terapi, dan mendanai pelatihan tenaga profesional. Agensi BigHit Music menyatakan, “Yoongi ingin memberikan sesuatu yang bermakna, khususnya bagi generasi muda yang membutuhkan dukungan khusus.”
Program MIND: Musik sebagai Terapi
Salah satu program unggulan pusat ini adalah MIND (Music, Interaction, Network, Diversity). Konsepnya menjadikan musik sebagai terapi utama untuk membantu pasien ASD mengembangkan komunikasi, interaksi sosial, sekaligus memberi mereka ruang berekspresi. Severance Hospital menyebut pendekatan ini sebagai terobosan baru. “Ini adalah pusat keajaiban yang memenuhi mimpi lama,” ungkap Dr. Chun.
Jejak Filantropi Suga Sebelumnya
Min Yoongi Centre bukanlah kontribusi sosial pertama dari Suga. Sejak debut bersama BTS, ia dikenal rutin menyumbang untuk berbagai tujuan kemanusiaan. Pada 2019, Suga mendonasikan 100 juta won ke UNICEF Korea untuk mendukung kampanye Love Myself. Pada 2020, ia menyumbang untuk korban banjir besar di Korea Selatan serta membantu korban kebakaran hutan di Gangwon. Ia juga kerap menyokong program pendidikan dengan menyumbangkan peralatan musik untuk sekolah-sekolah di kampung halamannya, Daegu.
Setiap ulang tahun, ia hampir selalu menyalurkan donasi ke lembaga sosial, mulai dari rumah sakit anak hingga organisasi perlindungan hewan. Konsistensi ini membuat Suga dipandang bukan hanya sebagai artis global, melainkan figur publik yang menjadikan filantropi sebagai bagian dari identitasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!