Pemkab Bangka Selatan Percepat Layanan Kesehatan Anak Sekolah

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Pemkab Bangka Selatan Percepat Layanan Kesehatan Anak Sekolah

Program Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar di Kabupaten Bangka Selatan

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus mempercepat pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi siswa di seluruh tingkat sekolah. Program ini mencakup ratusan ribu pelajar dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), termasuk madrasah. Tujuan utama dari CKG adalah untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dengan kesehatan fisik dan mental yang optimal.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bangka Selatan, dr Agus Pranawa, menjelaskan bahwa hingga saat ini sekitar 60 persen atau sekitar 15.000 peserta didik telah mengikuti program CKG di sekolah masing-masing. Target keseluruhan yang ditetapkan adalah sekitar 25.000 anak usia sekolah. Oleh karena itu, pemerintah terus berupaya mempercepat pelaksanaan program ini agar dapat menjangkau seluruh satuan pendidikan.

“Target CKG dari jenjang TK hingga SMA dan Madrasah mencapai sekitar 25.000 orang lebih. Sampai saat ini sudah selesai dilakukan pemeriksaan sekitar 15.000 anak,” ujarnya.

Program CKG akan diterapkan di seluruh satuan pendidikan, baik negeri maupun swasta, mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga SLB dan pondok pesantren. Pemeriksaan ini ditujukan kepada anak-anak berusia 7 hingga 17 tahun. Tujuan dari program ini adalah memberikan layanan kesehatan gratis kepada siswa sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan masalah kesehatan. Selain itu, program ini juga bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mengurangi beban penyakit yang bisa dicegah.

Sejak dimulai pada Agustus 2025 lalu, program CKG akan terus diperluas ke berbagai sekolah lainnya. Setiap peserta didik minimal akan menerima pemeriksaan kesehatan satu kali dalam setahun. Pemerintah berkomitmen untuk memperkuat layanan kesehatan preventif sejak usia dini.

“Program ini minimal bisa dilakukan satu tahun sekali di setiap sekolah,” tambah Agus Pranawa.

Selain di sekolah, program CKG juga dapat diakses oleh seluruh masyarakat di setiap puskesmas, mulai dari bayi baru lahir hingga lansia. Jenis pemeriksaan yang diberikan bervariasi sesuai dengan usia. Untuk jenjang SD sederajat, terdapat 13 jenis pemeriksaan, termasuk status gizi, tekanan darah, kebugaran fisik, gigi, mata, telinga, kesehatan mental, dan riwayat imunisasi. Sementara untuk jenjang SMP sederajat, terdapat 14 jenis pemeriksaan, termasuk skrining talasemia dan tes kadar hemoglobin melalui pengambilan darah sederhana di ujung jari.

Tes hemoglobin (Hb) dilakukan guna memastikan anak-anak Indonesia cukup gizi dan bebas stunting atau gangguan pertumbuhan. Selain itu, tes ini juga bertujuan mencegah peningkatan penyakit diabetes melitus (DM) dari kalangan anak-anak.

Untuk jenjang SMA sederajat, terdapat 15 jenis pemeriksaan, dengan penambahan aspek pemeriksaan kesehatan reproduksi. Program CKG akan dilaksanakan secara bertahap ke seluruh sekolah.

Agus Pranawa memastikan bahwa hasil pemeriksaan akan ditindaklanjuti. Misalnya, peserta didik yang membutuhkan penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke puskesmas. Selain itu, program edukasi kesehatan oleh sekolah dan puskesmas akan dilakukan jika ditemukan masalah kesehatan yang bersifat umum. Program ini diharapkan dapat mendeteksi dini penyakit yang timbul pada pelajar agar dapat ditangani lebih awal.

“Apabila ditemukan penyakit akan segera dilakukan penanganan sejak dini. Sehingga derajat kesehatannya bisa meningkat,” pungkas Agus Pranawa.