
Alat Pacu Jantung: Hal yang Perlu Diketahui Pasien
Alat pacu jantung, atau yang dikenal dengan istilah pacemaker, merupakan perangkat medis yang berfungsi mengatur irama jantung agar tetap stabil. Alat ini sangat penting bagi penderita gangguan irama jantung karena membantu mereka menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih nyaman dan aman.
Namun, penggunaan pacemaker memerlukan pemahaman yang baik tentang pantangan dan cara merawatnya. Hal ini bertujuan agar alat dapat bekerja secara optimal dan aman dalam jangka panjang.
Pantangan yang Harus Dihindari
Setelah prosedur pemasangan, dokter biasanya menempatkan kabel kecil (lead) di dalam ruang jantung yang terhubung dengan generator denyut. Untuk memastikan jaringan pulih dan kabel tidak bergeser, pasien harus membatasi aktivitas fisik serta mematuhi instruksi medis. Berikut beberapa pantangan yang perlu diperhatikan:
- Tidak membasahi area sayatan selama 4–5 hari pascaoperasi.
- Menghindari pakaian ketat di area sayatan agar tidak menyebabkan iritasi.
- Tidak mengangkat benda berat maupun mengangkat tangan di sisi alat dipasang.
- Menghindari aktivitas fisik berlebihan, termasuk meregangkan tangan ke atas.
- Tidak menggosok area dada di sekitar sayatan.
- Tidak mengemudi atau mengoperasikan mesin berat tanpa izin dokter.
Selain itu, pasien juga disarankan untuk menjauh dari perangkat yang dapat mengganggu kinerja pacemaker seperti ponsel, headphone, detektor logam, magnet, hingga timbangan lemak tubuh elektronik. Beberapa prosedur medis seperti MRI, CT scan, ablasi frekuensi radio, terapi radiasi, hingga TENS (stimulasi saraf listrik transkutan) sebaiknya dihindari tanpa pemberitahuan kepada tim medis.
Waktu Kembali Beraktivitas
Umumnya, pasien diperbolehkan kembali mengemudi satu minggu setelah operasi, asalkan tidak mengalami pusing atau pingsan. Bagi pengemudi angkutan umum atau kendaraan besar, waktu tunggu minimal enam minggu.
Untuk aktivitas normal, sebagian pasien dapat pulih dalam waktu empat minggu. Olahraga ringan diperbolehkan setelah 4–6 minggu, sementara olahraga berat seperti squash sebaiknya dihindari lebih lama.
Anjuran Setelah Pemasangan
Selain pantangan, pasien juga perlu melakukan beberapa langkah pencegahan untuk memastikan kesehatan dan keamanan alat:
- Membawa kartu identitas perangkat medis.
- Menjaga bahu tetap rileks dan hanya melakukan gerakan kecil.
- Berkonsultasi dengan dokter terkait obat-obatan yang digunakan.
- Menanyakan jadwal pemeriksaan pacemaker secara rutin.
- Segera melapor jika mengalami gejala seperti pusing, nyeri dada, sesak napas, atau bengkak pada kaki.
Risiko Efek Samping
Meski pemasangan pacemaker umumnya aman, tetap ada risiko komplikasi seperti infeksi, penggumpalan darah, gangguan jantung, kabel patah, hingga pacemaker syndrome. Oleh karena itu, pemahaman mengenai pantangan dan langkah perawatan sangat penting agar pasien tetap dapat menjalani hidup sehat dengan dukungan pacemaker. Bila muncul keluhan, konsultasi ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sangat dianjurkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!