
Masalah Obesitas pada Anak di Indonesia yang Semakin Mengkhawatirkan
Di tengah berbagai tantangan kesehatan masyarakat, obesitas tidak hanya menjadi isu yang terkait dengan orang dewasa. Kini, semakin banyak anak-anak di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa satu dari lima anak usia 5 hingga 12 tahun mengalami kondisi ini. Angka ini mencerminkan peningkatan signifikan dalam prevalensi obesitas, baik pada anak maupun remaja.
Tidak hanya itu, angka obesitas pada kelompok usia dewasa dan remaja juga meningkat. Pada usia 18 tahun ke atas, persentase obesitas naik dari 21,8% menjadi 23,4% pada tahun 2018. Sementara untuk remaja (usia 15 tahun ke atas), angkanya meningkat dari 31% menjadi 36,8% dalam periode yang sama. Fenomena ini menunjukkan adanya double burden of malnutrition, yaitu situasi di mana sebagian anak masih mengalami kekurangan gizi, sementara sebagian lainnya justru mengalami obesitas.
Bahaya Obesitas pada Anak
Obesitas bukan sekadar masalah estetika, melainkan kondisi yang berdampak serius terhadap kesehatan. Pada anak, kondisi ini dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti:
- Diabetes: Penyakit yang dulu lebih umum pada orang dewasa, kini semakin sering ditemukan pada anak-anak.
- Penyakit kardiovaskular: Tekanan darah tinggi dan gangguan jantung bisa muncul lebih dini.
- Kanker: Kelebihan lemak dan peradangan berkepanjangan dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker darah, otak, dan ginjal.
- Gangguan pernapasan: Seperti sleep apnea, yang mengganggu kualitas tidur anak.
- Masalah muskuloskeletal: Berat badan berlebih memberi tekanan ekstra pada tulang dan sendi yang masih berkembang.
- Risiko psikologis: Anak dengan obesitas sering mengalami stigma, bullying, hingga penurunan rasa percaya diri.
Faktor Penyebab Obesitas pada Anak
Obesitas pada anak bukan hanya disebabkan oleh kurangnya disiplin atau makan berlebihan. Ada beberapa faktor yang berkontribusi, antara lain:
- Pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.
- Aktivitas fisik yang rendah karena anak lebih banyak duduk di depan layar gadget.
- Lingkungan yang tidak mendukung akses makanan sehat dan ruang untuk bermain atau berolahraga.
- Faktor genetik dan hormonal yang membuat sebagian anak lebih rentan terhadap penambahan berat badan.
Peran Orang Tua dalam Mencegah Obesitas
Orang tua memiliki peran penting dalam mencegah dan mengatasi obesitas pada anak. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:
- Membiasakan pola makan sehat dengan porsi seimbang.
- Membatasi konsumsi minuman manis dan makanan olahan.
- Mendorong anak untuk aktif bergerak, minimal 60 menit per hari.
- Membatasi waktu penggunaan gadget.
- Mengajak anak tidur cukup dan teratur, karena kurang tidur berhubungan dengan risiko obesitas.
Selain faktor biologis, ada juga faktor struktural dan lingkungan yang turut memengaruhi peningkatan obesitas. Misalnya, keterbatasan akses terhadap makanan sehat, desain perkotaan yang tidak mendukung aktivitas fisik, serta keterbatasan layanan kesehatan untuk intervensi dini.
Solusi Jangka Panjang untuk Menangani Obesitas
Menurut Sreerekha Sreenivasan, General Manager Novo Nordisk Indonesia, obesitas adalah penyakit serius yang membutuhkan solusi jangka panjang berbasis sains. Di Indonesia, perusahaan ini berkomitmen untuk mendorong perubahan melalui inovasi, kemitraan, dan aksi lintas sektor. Tujuannya adalah menghadirkan inovasi global terbaru dalam penanganan obesitas, dengan memastikan keamanan pasien dan akses berkelanjutan. Karena, tidak ada satu pihak pun yang bisa menyelesaikan tantangan ini sendirian.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!