Lapas Kaimana Gelar ACF Tuberkulosis, Yoseph Rumbiak: Kesehatan Hak Warga Binaan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Lapas Kaimana Gelar ACF Tuberkulosis, Yoseph Rumbiak: Kesehatan Hak Warga Binaan

Pendekatan Proaktif untuk Deteksi Dini TBC di Lapas Kelas III Kaimana

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Kaimana, Papua Barat, telah mengambil langkah penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian Tuberkulosis (TBC) di lingkungan lapas. Langkah ini dilakukan melalui pendekatan proaktif yang dikenal dengan Active Case Finding (ACF). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mendeteksi dini penyakit TBC pada para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Metode yang digunakan dalam ACF mencakup skrining gejala dan pemeriksaan foto toraks atau Chest X-Ray. Dengan demikian, para petugas kesehatan dapat memantau kondisi kesehatan WBP secara lebih efektif dan menemukan potensi kasus TBC sejak dini.

Kepala Lapas Kelas III Kaimana, Yoseph S Rumbiak, menjelaskan bahwa kegiatan ACF ini dilakukan berdasarkan kerja sama antara Lapas Kelas III Kaimana, Kementerian Kesehatan RI, dan CITO Lab. Ia menegaskan bahwa seluruh WBP terlebih dahulu harus mengisi formulir skrining gejala TBC sebagai tahapan awal.

Setelah itu, mereka yang memiliki indikasi atau gejala yang mengarah pada TBC akan menjalani pemeriksaan Chest X-Ray. "Kami melakukan hal ini agar bisa mendeteksi penyakit secara dini dan mencegah penularan," ujar Rumbiak melalui siaran pers.

Menurutnya, kegiatan ACF bukan hanya sekadar tindakan medis, tetapi juga bagian dari komitmen Lapas dalam mendukung program nasional eliminasi TBC. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menjaga hak atas kesehatan para warga binaan.

Ia tidak membantah bahwa lingkungan lapas merupakan salah satu tempat dengan risiko tinggi penyebaran TBC. Hal ini disebabkan oleh kondisi hunian yang padat dan kurangnya ventilasi. Oleh karena itu, melalui ACF, pihak Lapas berupaya untuk mengurangi risiko penularan dan memberikan penanganan medis yang cepat bagi yang terinfeksi.

Selain itu, pelaksanaan ACF juga menjadi sarana edukasi bagi WBP tentang pentingnya menjaga kesehatan paru-paru serta mengenali gejala awal TBC. Dengan meningkatkan kesadaran ini, diharapkan para WBP lebih aktif dalam menjaga kesehatannya sendiri.

Jika ditemukan kasus TBC yang terkonfirmasi, tindak lanjut berupa pengobatan dan pendampingan akan dilakukan sesuai prosedur penanganan TBC dari Kementerian Kesehatan RI. Hal ini bertujuan agar para WBP yang terkena TBC bisa segera pulih dan kembali beraktivitas dengan kondisi yang lebih baik.

"Diharapkan Lapas Kelas III Kaimana dapat menjadi lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari penyebaran penyakit menular, khususnya TBC, sejalan dengan prinsip pemasyarakatan yang humanis dan berorientasi pada pemulihan," tambah Rumbiak.