
Kolaborasi BPOM dan IPMG dalam Memastikan Keamanan Obat di Indonesia
Dalam rangka memperingati Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) menegaskan komitmennya untuk menjaga keamanan masyarakat dari produk obat yang tidak sesuai standar maupun produk yang dialihkan. Kemitraan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas obat yang dikonsumsi.
Direktur Pengawasan Keamanan, Mutu, Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor dan Zat Adiktif BPOM, Nova Emelda, menyampaikan bahwa kolaborasi antara BPOM dan IPMG sangat penting dalam menghadapi tantangan pengawasan obat di Indonesia. Ia menyoroti data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan bahwa satu dari sepuluh obat yang beredar di negara berpenghasilan rendah dan menengah adalah obat yang tidak memenuhi standar.
BPOM melakukan pengujian terhadap sampel obat di pasar seluruh Indonesia. Jika ditemukan obat yang tidak sesuai standar, pihak BPOM segera berkomunikasi dengan pelaku usaha terkait. Dalam hal ini, jika ditemukan obat palsu, tindakan lebih lanjut akan dilakukan sesuai regulasi yang berlaku.
Produk yang Dialihkan dan Substandar
Selain produk substandar, IPMG juga menganggap produk yang dialihkan sebagai salah satu masalah utama di Indonesia. Menurut Manishkumar Munot, anggota dewan IPMG, produk yang dialihkan adalah barang yang diterima di suatu wilayah penjualan tetapi dibawa secara ilegal ke pasar lain karena tidak diterima di pasar asalnya. Hal ini dapat membahayakan keselamatan pasien, sehingga perlu diperhatikan secara serius.
Untuk mengatasi masalah ini, IPMG bekerja sama dengan BPOM dan otoritas terkait dalam berbagi informasi agar pemerintah dapat mengambil tindakan yang tepat. Tujuan dari kerja sama ini adalah memastikan perlindungan pasien melalui pemberian obat yang aman dan bertanggung jawab.
Kerja sama antara BPOM dan IPMG telah berlangsung selama 1,5 tahun terakhir. Selama periode tersebut, kedua belah pihak terus berupaya meningkatkan pengawasan dan edukasi kepada masyarakat tentang kualitas obat.
Tips untuk Konsumen Obat
Manishkumar Munot juga mengingatkan para pembeli untuk membeli obat hanya dari penjual resmi dan terpercaya. Ia menekankan bahwa tidak boleh membeli obat hanya karena sedang diskon atau promosi. Hal ini untuk menghindari risiko mendapatkan produk yang tidak sesuai standar.
Selain itu, publik juga diminta untuk memastikan kualitas dan keaslian obat dengan membandingkan informasi yang tersedia di internet dengan deskripsi yang benar. Langkah ini bisa menjadi cara sederhana untuk memverifikasi keaslian produk sebelum digunakan.
Kesimpulan
Kolaborasi antara BPOM dan IPMG menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga keamanan masyarakat dari ancaman obat yang tidak sesuai standar. Dengan pendekatan yang proaktif dan transparan, pihak-pihak terkait berharap mampu memberikan perlindungan optimal bagi pasien. Edukasi kepada masyarakat juga menjadi bagian penting dari upaya ini, agar setiap individu dapat memilih obat dengan bijak dan aman.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!