Diet Almond: Rahasia Turunkan Berat Badan dan Kesehatan Lebih Baik

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Studi Menunjukkan Manfaat Almond dalam Program Diet

Sebuah studi terbaru dari University of South Australia menunjukkan bahwa mengganti camilan karbohidrat dengan almond dapat menjadi pilihan yang efektif dalam program diet penurunan berat badan. Temuan ini menarik karena menegaskan bahwa meskipun almond tinggi lemak sehat, mereka tetap bisa menjadi bagian dari pola makan rendah kalori.

Penelitian ini melibatkan 106 peserta berusia 25 hingga 65 tahun yang memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka menjalani diet rendah energi selama tiga bulan dengan pengurangan kalori sebesar 30%. Setelah itu, mereka melanjutkan dengan program pemeliharaan berat badan selama enam bulan.

Sebanyak 68 peserta mengonsumsi camilan almond utuh tanpa garam sekitar 30u201350 gram per hari, yang setara dengan 27u201345 butir almond. Diet ini dikenal sebagai almond-enriched diet (AED). Sementara itu, 72 peserta lainnya mengonsumsi camilan kaya karbohidrat seperti sereal buah panggang dan keripik beras.

Hasil Utama Penurunan Berat Badan

Kedua kelompok berhasil menurunkan berat badan rata-rata sebesar 9,3% dari bobot awal. Setelah fase pemeliharaan, mereka berhasil mempertahankan hasil ini dan bahkan mengalami peningkatan massa tubuh tanpa lemak. Perbaikan kesehatan kardiometabolik juga terlihat pada kedua kelompok, termasuk penurunan kadar glukosa darah puasa, insulin, tekanan darah, kolesterol total, LDL, VLDL, dan trigliserida, serta peningkatan HDL.

Menariknya, kelompok yang mengonsumsi almond menunjukkan perbaikan tambahan pada konsentrasi subfraksi lipoprotein. Subfraksi ini adalah partikel lemak-protein dalam darah yang berperan penting dalam kesehatan jantung.

Peran Lipoprotein dan Kesehatan Jantung

Lipoprotein adalah partikel lemak dan protein yang beredar di darah. Sebagian lipoprotein dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, sementara yang lain justru melindungi. Kelompok almond mengalami penurunan lebih besar pada lipoprotein berukuran sangat kecil yang kaya trigliserida dan LDL kecil, jenis partikel yang terkait erat dengan aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular.

Pemeriksaan subfraksi lipoprotein memang tidak rutin dilakukan dalam tes darah standar, namun dianggap indikator yang lebih sensitif untuk menilai risiko jantung.

Almond dan Kesehatan Metabolik

Meski kaya lemak, almond mengandung protein, serat, vitamin, dan mineral. Almond juga memiliki lebih banyak vitamin E serta kalori dan lemak jenuh yang lebih rendah per ons dibandingkan sebagian besar kacang lain. Kandungan ini mendukung diet yang melindungi jantung, seperti diet Mediterania dan DASH.

Konsumsi almond juga dikaitkan dengan kadar lemak tubuh yang lebih rendah, yang berarti risiko penyakit kardiovaskular dapat ikut menurun. Menurut Dr. Sharayah Carter, almond bisa menjadi camilan sehat yang menggantikan makanan ringan olahan tanpa menghambat penurunan berat badan.

Catatan Penting dan Saran Penelitian Lanjutan

Meski hasilnya menjanjikan, peneliti menekankan bahwa keberhasilan penurunan berat badan terutama disebabkan oleh pengaturan kalori secara ketat, bukan hanya karena almond. Ukuran sampel yang relatif kecil juga membuat perbedaan kecil antar kelompok mungkin belum terlihat.

Ke depan, studi serupa disarankan melibatkan penderita diabetes tipe 2, sindrom metabolik, atau penyakit jantung untuk menilai efek yang lebih besar pada kesehatan kardiometabolik.