
Perayaan Hari Apoteker Sedunia di Buol: Kesadaran Kesehatan yang Berawal dari Pemeriksaan Gratis
Di tengah keramaian Car Free Day, ratusan warga Kabupaten Buol akan berkumpul di jalur dua kawasan perkantoran Taman Masjid Agung, Kelurahan Leok II. Acara ini bukan hanya sekadar aktivitas olahraga pagi, tetapi juga kesempatan istimewa bagi masyarakat untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia (PC IAI) Kabupaten Buol dalam rangka memperingati World Pharmacist Day 2025.
World Pharmacist Day adalah momen penting yang menyoroti kontribusi apoteker dalam sistem kesehatan global. Tahun ini, tema yang diusung adalah u201cThink Health, Think Pharmacistu201d. Pesan sederhana namun kuat ini mengingatkan bahwa kesehatan tidak bisa dipisahkan dari peran apoteker. Kegiatan ini akan berlangsung mulai pukul 06.00 hingga 09.00 WITA, dengan berbagai layanan pemeriksaan kesehatan dasar seperti pengecekan tekanan darah, gula darah, dan konsultasi penggunaan obat. Semua layanan ini diberikan secara gratis oleh tenaga farmasi yang berada di garda terdepan layanan kesehatan.
u201cApoteker tidak hanya soal meracik obat,u201d ujar salah satu pengurus IAI Buol. u201cKami ingin masyarakat memahami bahwa peran apoteker jauh lebih luasu2014mulai dari memastikan keamanan obat, mendampingi pasien dalam terapi jangka panjang, hingga menjadi bagian penting dari edukasi kesehatan masyarakat.u201d
Di banyak daerah, peran apoteker sering kali terabaikan karena fokus terlalu besar pada dokter dan perawat. Padahal, apoteker memiliki kontribusi vital dalam memastikan obat-obatan didistribusikan dengan benar dan digunakan sesuai kebutuhan medis pasien. Kesalahan sekecil apa pun dalam dosis dapat berdampak besar pada kesehatan, dan di sinilah keahlian apoteker menjadi krusial.
Perayaan Hari Apoteker Sedunia di Buol kali ini juga menjadi simbol bagaimana komunitas kesehatan lokal bisa bergerak bersama untuk menjembatani kesenjangan akses layanan kesehatan. Dengan format kegiatan di ruang publik seperti CFD, pesan yang ingin disampaikan jelas: kesehatan bukan hanya urusan rumah sakit, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Acara semacam ini juga menjadi ajang apresiasi. u201cMasyarakat sering kali baru menyadari pentingnya apoteker ketika sakit. Padahal, di balik layar, merekalah yang memastikan terapi obat kita aman, efektif, dan sesuai kebutuhan,u201d kata seorang warga yang rutin mengikuti CFD dan menyambut positif program ini.
Secara global, World Pharmacist Day yang jatuh setiap 25 September adalah upaya dunia internasional untuk menegaskan kembali peran profesi ini. Dari Eropa hingga Asia, berbagai kegiatan edukatif, kampanye publik, hingga workshop profesional digelar serentak. Buol, dengan segala keterbatasannya, mengambil bagian dalam gerakan besar itu dengan cara yang sederhana namun berdampak langsung.
Lebih dari sekadar cek kesehatan gratis, kegiatan ini adalah undangan untuk berpikir ulang tentang siapa yang kita percaya menjaga kesehatan kita sehari-hari. Dalam era di mana penyakit kronis meningkat dan masyarakat semakin bergantung pada obat-obatan, apoteker tidak lagi bisa dipandang hanya sebagai u201cpenjual obat,u201d melainkan sebagai penasihat medis yang tak ternilai.
Ketika matahari pagi menyinari Taman Masjid Agung Buol pada hari Minggu itu, ratusan warga akan berjalan, berlari, atau sekadar bercengkerama. Namun di antara langkah-langkah ringan dan tawa, ada sebuah pesan serius yang ingin ditegakkan: kesehatan dimulai dari pengetahuan, dan pengetahuan itu salah satunya datang dari apoteker.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!