Bahaya Vape untuk Anak dan Remaja

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Fenomena Vape yang Menyebar di Ruang Publik

Penggunaan vape kini semakin marak di berbagai kota di Indonesia, termasuk Yogyakarta. Salah satu warga setempat, Ihda (20), seorang mahasiswa, mengeluhkan keberadaan vape di ruang publik. Ia menyatakan bahwa meskipun dirinya dan teman-temannya menjaga kesehatan, pengguna vape sering kali merokok secara bebas, membuat mereka menjadi perokok pasif.

Zaky, warga lainnya, menyarankan perlunya aturan yang lebih ketat terkait penggunaan vape. Ia menilai bahwa penjualan vape harus lebih diperketat agar tidak sampai anak di bawah umur bisa membelinya. Meski banyak yang menganggap vape sebagai alternatif rokok konvensional, ternyata produk ini juga menjadi bagian dari gaya hidup dan cara diterima dalam komunitas tertentu. Namun, tren ini justru menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.

Banyak pengguna vape yang menghisapnya di ruang publik, meskipun sudah ada area larangan merokok. Data menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna vape di Yogyakarta adalah kalangan remaja dan anak muda. Hal ini menunjukkan bahwa vape telah berkembang menjadi fenomena sosial yang berpotensi berbahaya.

Meski sering dianggap lebih aman dibanding rokok biasa, berbagai penelitian membuktikan bahwa vape tetap mengandung risiko kesehatan serius. Cairan vape mengandung nikotin yang dapat menyebabkan kecanduan, serta logam berat, formaldehida, dan senyawa kimia volatil yang merusak paru-paru dan jantung. WHO mencatat bahwa penggunaan vape di kalangan remaja meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir.

Di Amerika Serikat, misalnya, jutaan pelajar SMP dan SMA sudah menjadi pengguna aktif rokok elektrik. Tingginya kadar nikotin membuat remaja lebih rentan mengalami kecanduan karena otak mereka masih dalam tahap perkembangan. Selain itu, efek dari vape juga bisa menyebabkan gangguan konsentrasi dan kesulitan fokus belajar.

Dampak jangka panjang dari penggunaan vape meliputi kerusakan paru-paru, penyakit jantung, hingga gangguan sistem saraf. Beberapa produk vape bahkan mengandung zat berbahaya seperti etomidate, ketamin, THC, dan synthetic cannabinoid. Ketamin termasuk narkotika Golongan III, sedangkan THC dan synthetic cannabinoid masuk Golongan I yang sangat dilarang. Etomidate, meski belum tercantum dalam UU Narkotika, sudah masuk kategori New Psychoactive Substances (NPS) yang berbahaya.

Produk vape semacam ini dikenal sebagai "zombie vapes" karena efeknya yang bisa menyebabkan linglung, kehilangan keseimbangan, bahkan overdosis. Hal ini menunjukkan bahwa selain ancaman kesehatan, vape juga menjadi media baru untuk peredaran narkoba terselubung.

Fenomena maraknya vape di ruang publik Yogyakarta sejalan dengan tren nasional dan global. Desain perangkat yang menarik, variasi rasa cairan, serta anggapan lebih aman membuat anak muda mudah tergoda. Padahal, banyak dari mereka tidak menyadari risiko kesehatan maupun jerat hukum yang menanti.

Dari sisi regulasi, pemerintah sudah memiliki aturan larangan rokok di ruang publik. Namun, implementasinya masih lemah. Banyak pengguna vape yang bebas menghisap di ruang publik tanpa sanksi tegas. Selain itu, penjualan vape relatif mudah diakses, termasuk oleh anak-anak di bawah umur.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menghadapi fenomena ini. Orang tua perlu memberikan edukasi mengenai bahaya vape, sementara sekolah dan kampus harus lebih aktif mengawasi lingkungan belajar agar tidak menjadi tempat peredaran rokok elektrik. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan tren penggunaan vape dapat dikurangi dan dampak negatifnya diminimalkan.