
Tantangan HIV di Kota Bandung dan Upaya Penanggulangan
HIV masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia. Berdasarkan data dari UNAIDS, diperkirakan pada tahun 2025 terdapat sekitar 570.000 orang yang hidup dengan HIV di Indonesia. Namun, hanya 31% dari mereka yang mengakses pengobatan, dan hanya 14% yang mencapai supresi viral. Angka ini menunjukkan bahwa masih banyak yang tidak mendapatkan perlindungan dan perawatan yang memadai.
Di tingkat provinsi, Jawa Barat mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus HIV. Menurut Dinas Kesehatan Jawa Barat, pada tahun 2024 tercatat 9.625 kasus baru HIV. Kota Bandung, sebagai ibu kota provinsi, menjadi pusat utama dalam upaya penanggulangan penyakit ini. Data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung hingga Januari 2025 menunjukkan bahwa sejak tahun 1991 hingga Desember 2024, jumlah kasus HIV di Kota Bandung mencapai 9.784 orang. Angka ini menjadikan Kota Bandung sebagai wilayah dengan kasus HIV tertinggi di Provinsi Jawa Barat.
Peran Remaja dalam Pencegahan HIV
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan pencegahan HIV, Dr. Agung Firmansyah Sumantri, anggota komisi IV DPRD Kota Bandung, ikut berpartisipasi dalam kegiatan “Pertemuan Peningkatan Kapasitas Kader Remaja” yang diselenggarakan pada hari Selasa (23/09/2025) di Kantor Sekretariat Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung. Dalam paparannya dengan judul “Peran Strategis Remaja dan Kolaborasi Legislatif dalam dukungan Kebijakan HIV-AIDS di Kota Bandung”, Agung menekankan pentingnya peran remaja dalam upaya pencegahan HIV di kalangan usia muda.
Menurutnya, penyebaran HIV/AIDS di kalangan remaja sangat memprihatinkan. Data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan bahwa kelompok usia remaja awal (15-19 tahun) memiliki tingkat positif sebesar 1%, sedangkan kelompok usia remaja akhir (20-24 tahun) mencapai 2%. Hal ini menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi rentan yang membutuhkan informasi yang lebih tepat dan akses layanan kesehatan yang lebih baik.
Upaya Pemerintah dalam Mencegah HIV
Agung juga menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang mengusulkan beberapa kajian untuk mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS secara menyeluruh. Salah satu inisiatif yang sedang dipertimbangkan adalah pembuatan peraturan daerah yang mencakup pelayanan kesehatan komprehensif, perlindungan ODHA dari diskriminasi, pencegahan risiko infeksi HIV, serta edukasi dan pencegahan kepada kelompok rentan.
Selain itu, peran aktif dari berbagai lapisan masyarakat sangat diperlukan dalam memerangi HIV/AIDS. LSM, KPA, Dinkes, perguruan tinggi, dan organisasi pemuda harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi seluruh warga.
Target Kota Bandung Menuju Zero Infeksi
Tujuan utama Pemkot Bandung adalah mewujudkan Bandung 3 zero pada tahun 2030, yaitu zero infeksi HIV baru, zero kematian karena AIDS, dan zero stigma serta diskriminasi. Agung menegaskan bahwa setiap individu harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah. Dengan kolaborasi dan kesadaran yang tinggi, harapan besar dapat diwujudkan.
Kegiatan dua hari yang dilaksanakan pada tanggal 22-23 September 2025 turut dihadiri oleh berbagai perwakilan mahasiswa dari perguruan tinggi di Bandung Raya, Himpunan Mahasiswa Islam/Vivera.id, Inti Muda Jawa Barat, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Kota Bandung, Forum GenRe Kota Bandung, MCR PKBI Kota Bandung, Female Plus, I’m Ranger, Pokja Remaja KPA Kota Bandung, plt. Kepala Bagian Kesra Setda Kota Bandung, PP HIV Dinas Kesehatan Kota Bandung, dan KPA Kota Bandung. Kehadiran para peserta ini menunjukkan komitmen kuat dalam upaya melawan HIV/AIDS di Kota Bandung.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!