
Hubungan Kesehatan Mental dan Jantung yang Sering Diabaikan
Banyak orang menganggap penyakit jantung hanya disebabkan oleh pola makan tidak sehat atau kurang berolahraga. Namun, faktor lain yang sama pentingnya sering kali diabaikan, yaitu kesehatan mental. Stres, kecemasan, dan depresi tidak hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga bisa memengaruhi fungsi jantung.
Menurut dr. Anindita Wulandari, SpJP, FIHA, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, stres kronis dapat memicu pelepasan hormon adrenalin dan kortisol secara berlebihan. u201cStres yang terus-menerus menyebabkan tekanan darah meningkat, detak jantung menjadi tidak teratur, dan dalam jangka panjang meningkatkan risiko serangan jantung,u201d ujarnya.
Bagaimana Stres Mempengaruhi Fungsi Jantung?
Saat seseorang mengalami stres, tubuh merespons dengan mekanisme u201cfight or flightu201d. Dalam kondisi ini, denyut jantung meningkat, pembuluh darah menyempit, dan tekanan darah naik. Jika hal ini terjadi secara berulang, jantung akan bekerja lebih keras dari biasanya.
Dampak jangka panjang dari stres yang tidak dikelola dengan baik bisa berupa aritmia, hipertensi, hingga penyakit jantung koroner. Bahkan, ada kondisi langka yang disebut Broken Heart Syndrome, di mana stres emosional ekstrem dapat menyebabkan otot jantung melemah sementara.
Tanda-Tanda Bahaya yang Perlu Dikenali
Kesehatan mental yang terganggu bisa menunjukkan gejala fisik yang sering kali diabaikan. Beberapa tanda bahaya yang perlu diperhatikan antara lain:
- Detak jantung cepat atau tidak teratur saat cemas.
- Nyeri dada tanpa penyebab jelas.
- Sulit tidur dan sering merasa lelah.
- Perubahan pola makan yang drastis.
Gejala-gejala ini sering dikira sebagai efek stres biasa, padahal bisa menjadi alarm dari jantung yang sedang bermasalah.
Cara Mengelola Stres untuk Menjaga Kesehatan Jantung
Mengelola stres bukan hanya tentang pengelolaan pikiran, tetapi juga penting bagi kesehatan jantung. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Meditasi dan yoga: Latihan ini membantu menurunkan tekanan darah dan menstabilkan detak jantung.
- Olahraga ringan: Seperti berjalan kaki, bersepeda santai, atau berenang, bisa meredakan ketegangan dan memberi manfaat bagi jantung.
- Koneksi sosial: Berbicara dengan keluarga atau teman dapat mengurangi beban mental dan memberikan dukungan emosional.
- Istirahat cukup: Tidur yang berkualitas sangat penting untuk menjaga fungsi tubuh secara keseluruhan.
Menurut dr. Anindita, menjaga kesehatan mental adalah hal yang sama pentingnya dengan menjaga pola makan atau olahraga. Pikiran yang tenang memberi ruang bagi jantung untuk berdetak dengan ritme yang stabil. Dengan mengelola stres secara efektif, seseorang dapat melindungi diri dari risiko penyakit jantung yang serius.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!