Dokter Tifa Beri Obat Keajaiban Kepada Jokowi, Syaratnya Bertobat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Dokter Tifa Beri Obat Keajaiban Kepada Jokowi, Syaratnya Bertobat

Dokter Tifa Mengungkap Obat untuk Penyakit Autoimun Jokowi

Seorang dokter ahli saraf nutrisi yang dikenal sebagai Tifauzia Tyassuma atau lebih akrab dengan panggilan Dokter Tifa menyampaikan pendapatnya terkait kondisi kesehatan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo. Ia menilai bahwa presiden tersebut mengidap penyakit autoimun dan mengklaim memiliki solusi yang bisa membantu kesembuhannya.

Menurut Dokter Tifa, sejak akhir April 2025 hingga akhir September 2025, tidak ada perkembangan signifikan dalam kondisi kesehatan Jokowi. Ia mengatakan bahwa penyakit autoimun agresif yang diderita oleh presiden belum menunjukkan progres yang memadai.

"Jika ingin sembuh, saya punya Protokol Autoimun yang sudah terbukti efektif. Protokol ini mencakup suplementasi, nutrisi molekuler, herbal bioaktif, serta pola makan berbasis Al Quran," ujarnya.

Dokter Tifa juga menyebutkan bahwa protokol yang ia kembangkan memiliki nama resmi yaitu "Nutrisi Surgawi the 7 Colors Garden Plate". Ia menegaskan bahwa protokol ini telah di-HAKI-kan dan bisa menjadi solusi untuk pasien yang mengalami penyakit serupa.

Namun, ia menambahkan bahwa pengobatan hanya akan efektif jika disertai dengan perubahan perilaku. Salah satu syarat utama adalah Jokowi harus bertaubat dan berjanji untuk tidak lagi melakukan tindakan yang tidak benar, seperti kebohongan atau kemunafikan.

"Syarat untuk sembuh dari penyakit berat itu mudah: taubatan nasuha, berjanji kepada Allah dengan sungguh-sungguh berhenti melakukan kejahatan, kebohongan, dan kemunafikan. InsyaAllah di masa lansia mencapai akhiratul hasanah, Husnul khatimah," katanya.

Pernyataan Dokter Tifa mendapat banyak respons dari masyarakat. Banyak netizen yang memberikan komentar positif maupun negatif terkait klaimnya. Beberapa menganggap bahwa pernyataan dokter tersebut tidak objektif, sementara yang lain merasa prihatin atas kondisi kesehatan presiden.

Penyakit Autoimun dan Kecurigaan Dokter Tifa

Dokter Tifa menyatakan bahwa Jokowi diduga mengidap penyakit autoimun karena adanya gejala seperti bercak hitam di wajah dan leher, serta rambut rontok yang mendadak. Ia menyarankan agar dokter pribadi presiden segera meresepkan obat anti-depresan.

"Kasihan, beban berbohong selama 10 tahun, tidak terbayang rasanya," tulisnya di media sosial.

Namun, klaim Dokter Tifa dibantah oleh Ajudan Mantan Presiden Jokowi, Kompol Syarif Muhammad Fitriansyah. Menurutnya, Jokowi hanya mengalami alergi kulit yang membuatnya tidak dapat hadir dalam acara Hari Kesaktian Pancasila.

"Betul, tidak hadir. Beliau masih proses penyembuhan dari alergi kulit," ujar Syarif saat dihubungi.

Perbedaan Pendapat dan Dampaknya

Meski ada perbedaan pendapat, isu kesehatan presiden tetap menjadi topik yang ramai dibicarakan. Masyarakat mulai memperhatikan kesehatan presiden secara lebih serius. Beberapa ahli medis juga menyarankan agar pihak terkait memberikan informasi yang jelas tentang kondisi kesehatan presiden.

Selain itu, banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana sistem kesehatan yang digunakan untuk memantau kondisi presiden. Apakah sudah cukup optimal atau masih perlu diperbaiki?

Tidak semua orang setuju dengan pendapat Dokter Tifa, tetapi pernyataannya tetap menarik perhatian publik. Sejumlah netizen bahkan meminta agar informasi lebih transparan dan akurat diberikan oleh pihak berwenang.

Dengan begitu, isu kesehatan presiden tidak hanya menjadi topik diskusi di media sosial, tetapi juga menjadi perhatian masyarakat luas.