
Pemantauan Kesehatan Siswa yang Mengalami Keracunan di Kebumen
Pihak Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes PPKB) Kabupaten Kebumen terus memantau kondisi kesehatan para siswa yang mengalami gejala keracunan. Kondisi ini terjadi setelah sejumlah siswa mengonsumsi makanan berupa soto pada Kamis, 25 September 2025.
Berdasarkan data terkini, tercatat sebanyak 157 orang mengalami gejala seperti mual, pusing, dan muntah. Sebagian dari mereka menjalani perawatan di Puskesmas Petanahan dan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Petanahan. Tidak semua pasien membutuhkan rawat inap, beberapa di antaranya hanya menjalani pengobatan di luar rumah sakit.
Kepala Puskesmas Petanahan, R Sunarko Slamet menjelaskan bahwa pihaknya telah menyebarkan formulir Google ke berbagai sekolah untuk mendata siswa yang mengalami gejala keracunan. Menurutnya, data terakhir menunjukkan ada 157 anak yang mengalami gejala tersebut. Dari jumlah itu, sebanyak 27 siswa dirawat inap di Puskesmas Petanahan, sedangkan 9 siswa lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.
Selain itu, Dinkes PPKB juga telah mengambil sampel makanan yang tersisa dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta muntahan dari para korban. Sampel-sampel ini akan diperiksa di laboratorium di Yogyakarta untuk mengetahui pasti penyebab dari gejala yang dialami oleh para siswa.
"Kami sudah mengirimkan sampel hari ini," ujar R Sunarko Slamet kepada media pada Jumat sekitar pukul 14.30.
Sementara itu, Kepala Dinkes PPKB Kebumen, Iwan Danardono menyampaikan bahwa dinas melalui petugas puskesmas dan bidan tetap memantau kondisi para pasien yang menjalani rawat inap. Ia menegaskan bahwa para korban tidak dikenakan biaya perawatan apapun.
Langkah-Langkah yang Diambil Oleh Pihak Terkait
Beberapa langkah telah diambil oleh pihak terkait untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para siswa. Antara lain:
- Pengambilan sampel makanan dan muntahan untuk dilakukan uji laboratorium.
- Penyebaran formulir Google ke sekolah-sekolah untuk mendata siswa yang mengalami gejala keracunan.
- Pemantauan intensif terhadap para pasien yang menjalani rawat inap.
- Pemastian bahwa tidak ada biaya perawatan yang dibebankan kepada para korban.
Selain itu, pihak Dinkes PPKB juga berkoordinasi dengan lembaga kesehatan lainnya untuk memastikan penanganan yang optimal terhadap kasus ini. Para tenaga medis dan bidan terus bekerja sama untuk memberikan layanan kesehatan yang baik bagi para siswa.
Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menjadi salah satu langkah penting dalam menentukan penyebab pasti dari gejala keracunan yang dialami oleh para siswa. Dengan mengetahui penyebabnya, pihak terkait dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih efektif di masa depan.
Proses uji laboratorium ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa makanan yang disajikan dalam program MBG aman untuk dikonsumsi oleh para siswa. Selain itu, hasil uji laboratorium juga bisa digunakan sebagai bahan evaluasi dan peningkatan kualitas program makan bergizi gratis.
Kesimpulan
Kasus keracunan yang dialami oleh siswa di Kabupaten Kebumen menunjukkan betapa pentingnya pengawasan dan pemeriksaan terhadap makanan yang disajikan di lingkungan sekolah. Dinkes PPKB dan pihak terkait terus berupaya keras untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para siswa.
Langkah-langkah seperti pengambilan sampel, pemeriksaan laboratorium, dan pemantauan intensif sangat penting dalam menangani situasi ini. Selain itu, komunikasi yang baik antara dinas kesehatan, sekolah, dan keluarga siswa juga menjadi faktor penting dalam menangani kasus keracunan ini secara efektif.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!