Denny Darko Prediksi Nasib Roy Suryo Cs soal Ijazah Jokowi-Gibran: Berakrobat, Berujung Bui

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Denny Darko Prediksi Nasib Roy Suryo Cs soal Ijazah Jokowi-Gibran: Berakrobat, Berujung Bui

Peran Denny Darko dalam Polemik Ijazah Jokowi dan Gibran

Peramal ternama Denny Darko turut mengomentari isu yang muncul terkait ijazah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putranya, Gibran Rakabuming Raka. Dalam pernyataannya, ia menyoroti aktivitas Roy Suryo dan Refly Harun yang gencar menyampaikan kritik terhadap keluarga besar Jokowi.

Denny menyatakan bahwa para pengkritik ini sebenarnya memiliki tujuan tertentu. Menurutnya, mereka tidak hanya sekadar menyampaikan kritik, tetapi juga mungkin memperoleh keuntungan finansial dari konten-konten yang mereka unggah. Ia menduga bahwa Refly Harun dan pihak lainnya mendapatkan pendapatan yang besar dari aktivitas mereka tersebut.

Ia juga mengingatkan bahwa tindakan Roy Suryo dalam menggugat ijazah Jokowi dan Gibran bisa dianggap seperti berjudi. Jika tuduhan tersebut tidak dapat dibuktikan, maka mereka justru akan menghadapi masalah hukum yang lebih berat. Denny menekankan pentingnya penyelesaian kasus ini secara tuntas agar tidak ada kesan abai terhadap isu yang muncul.

Menurut Denny, pihak Keluarga Solo tampaknya menikmati polemik yang sedang berlangsung. Mereka seolah-olah tersenyum dan tertawa setiap kali melihat perdebatan yang terjadi. Ia memprediksi bahwa mereka akan membiarkan para penggugat melakukan berbagai langkah, hingga akhirnya mereka terjebak dalam kesalahan atau lupa diri.

Denny juga menilai bahwa para penggugat telah melakukan pencemaran nama baik terhadap Jokowi dan Gibran di ruang publik. Menurutnya, isu ini sudah salah kaprah karena diperjuangkan tanpa bukti yang jelas. Jika ada bukti, tentu itu sah-sah saja, tetapi jika tidak, maka tindakan tersebut termasuk dalam ranah pencemaran nama baik dan perlakuan tidak menyenangkan.

Penjelasan Roy Suryo tentang Isu Ijazah Palsu

Dalam wawancara di Kompas TV, Roy Suryo membantah adanya niat untuk memenjarakan Jokowi terkait isu ijazah palsu. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak memiliki maksud apapun selain ingin mengungkap fakta. Meskipun ia yakin ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia itu palsu, ia tetap menekankan bahwa hal tersebut bukanlah tujuan politik.

Roy Suryo juga menolak tudingan bahwa isu ini didukung oleh dana atau "bohir" (dana rahasia). Menurutnya, tudingan tersebut adalah bohong dan tidak benar. Ia menegaskan bahwa dirinya dan timnya merupakan peneliti dan ilmuwan. Ia menyatakan bahwa tudingan semacam ini sering muncul dan tidak pernah benar.

Reaksi Projo terhadap Isu Ijazah Palsu

Projo, partai yang didirikan oleh Jokowi, menilai bahwa tujuan utama dari isu ijazah palsu adalah politik. Mereka menilai bahwa tindakan Roy Suryo dan pihak lainnya bertujuan untuk merusak reputasi Jokowi dan Gibran. Projo menekankan bahwa semua informasi harus disampaikan dengan bukti yang jelas dan tidak bersifat menyerang secara brutal.

Isu ini memicu perdebatan yang cukup panjang di kalangan masyarakat. Banyak pihak menilai bahwa tindakan Roy Suryo dan Refly Harun tidak hanya memperburuk suasana, tetapi juga menciptakan ketidakstabilan di tengah masyarakat. Mereka dianggap tidak menjaga etika dan profesionalisme dalam menyampaikan kritik.

Kesimpulannya, isu ijazah palsu Jokowi dan Gibran menjadi topik yang sangat sensitif dan memicu reaksi beragam dari berbagai pihak. Bagi sebagian orang, ini adalah upaya untuk memperkuat posisi politik, sementara bagi yang lain, ini adalah tindakan yang tidak etis dan tidak berdasar.