Anak Demam: Kompres Hangat atau Dingin? Ini Penjelasan Dokter

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penanganan Demam pada Anak yang Benar

Demam adalah kondisi umum yang sering dialami oleh anak-anak. Ketika anak demam, kekhawatiran orang tua sangat wajar. Namun, masih banyak orang tua yang salah dalam menangani kondisi ini. Salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah memberikan kompres air dingin, yang justru bisa memperburuk kondisi anak.

Kompres Hangat Lebih Efektif daripada Dingin

Menurut penjelasan dari dr. Farhan di akun Instagram @farhanfirms, penggunaan kompres air hangat lebih disarankan ketika anak mengalami demam. Suhu hangat dapat membantu pembuluh darah melebar, sehingga panas dari tubuh dapat keluar dengan lebih mudah.

Sebaliknya, kompres air dingin justru membuat pembuluh darah menyempit dan menghambat proses pelepasan panas. Selain itu, tubuh akan merespons kedinginan dengan cara menggigil, yang berpotensi meningkatkan produksi panas tambahan. Hal ini bisa membuat demam semakin tinggi, terutama pada anak-anak yang rentan.

Dr. Farhan menyarankan untuk menggunakan kompres hangat di area seperti ketiak dan selangkangan, karena di sana terdapat pembuluh darah besar yang dapat membantu proses penurunan panas.

Demam sebagai Mekanisme Tubuh Melawan Infeksi

Menurut dr. Apin, seorang dokter spesialis anak, demam adalah respons alami tubuh untuk melawan virus atau bakteri. Banyak orang tua cemas dan langsung memberikan obat penurun panas tanpa memahami bahwa demam juga merupakan bagian dari proses penyembuhan.

Dalam tayangan YouTube Raditya Dika, dr. Apin menjelaskan bahwa hanya sekitar 4-7 dari 100 anak yang mengalami kejang demam. Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan bukanlah angka suhu, melainkan gejala lain seperti sesak napas, kejang, atau perubahan perilaku pada anak.

Kapan Obat Penurun Panas Diperlukan?

Dr. Apin juga menekankan bahwa tidak semua kasus demam memerlukan obat penurun panas. Jika anak demam hingga 39 derajat Celsius, tetapi masih aktif, mampu berbicara, dan tidak mengalami kesulitan bernapas, maka tidak perlu diberi obat.

Obat penurun panas lebih ditujukan untuk membuat anak nyaman. Misalnya, jika anak rewel, terlihat kesakitan, atau mengeluh sakit kepala atau perut, maka pemberian obat bisa dilakukan. Namun, jika anak tetap aktif meskipun suhunya tinggi, obat tidak diperlukan.

Orang Tua Harus Tetap Tenang

Salah satu tantangan terbesar bagi orang tua adalah tetap tenang saat anak demam. Perlu dipahami bahwa menurunkan panas bukan berarti anak langsung sembuh. Tubuh anak sedang bekerja keras untuk melawan infeksi.

Memberikan obat penurun panas setiap 4-6 jam justru bisa membingungkan. Kita tidak tahu apakah demam turun karena obat atau karena proses alami tubuh. Oleh karena itu, penting untuk memahami mekanisme demam, menjaga ketenangan diri, dan hanya memberi obat ketika anak benar-benar tidak nyaman.